Rabu, 25 November 2015

CERPEN


Tiada Motor Jalan Pun Jadi




Cerpen Karangan:
Lolos moderasi pada: 19 October 2015

Melamar sebagai sales mobil dari pabrikan mobil ternama di kota Balikpapan, hanya dengan bermodalkan tekad yang kuat dan niat memperbaiki kehidupannya. Setelah melewati beberapa tes akhirnya Radian diterima di perusahaan itu. Kemudian mengikuti beberapa training tentang mobil dan teknik cara menjual mobil. Setelah cukup mendapatkan bekal pengetahuan tentang mobil dan lain-lain, Radian sudah harus berjualan mobil dengan target penjualan yang ditetapkan perusahaan.
“Bagaimana caranya saya bisa menjual mobil jika tidak punya sepeda motor, masa harus jalan kaki?”
“Mobil yang ku jual harganya cukup mahal, memang yang mau beli akan percaya jika penjualnya jalan kaki?” batin Radian ragu.
Sebagai seorang perantauan yang baru datang, Radian belum cukup mempunyai uang untuk membeli sepeda motor. Sedangkan untuk biaya hidup sehari-hari dia harus banyak berhemat sementara di kota ini dia tidak memiliki sanak saudara.
“Biarlah, lebih baik ‘berakit-rakit ke hulu berenang ke tepian’ daripada hanya diam tidak mencoba.” Batin Radian. Akhirnya Radian memutuskan untuk berjualan mobil dengan berjalan kaki.
Hari pertama, dengan bekal brosur mobil dan peralatan pemasaran lainnya, ditelusurinya jalan di suatu perumahan terkenal, pelan-pelan dia berjalan. Perumahan itu sangat asri dan tertata rapi, pohon-pohon akasia berjejer sepanjang jalan menghalangi teriknya matahari. Sambil menikmati suasana perumahan Radian berjalan, ketika terlihat rumah yang menarik hatinya, dia berhenti untuk memberikan brosur mobil kepada pemilik rumah, ditunggunya beberapa saat, berharap sang pemilik rumah tertarik.
“Lain kali saja mas, masih belum perlu..” Kata pemilik rumah.
Satu, dua, tiga rumah telah dikunjungi sampai di ujung rumah terakhir, hari sudah menjelang sore, namun belum ada juga yang tertarik untuk membeli mobil. Radian memutuskan untuk istirahat.
Keesokan harinya dia berjalan kaki lagi ke perumahan yang lain, berikutnya ke kompleks pertokoan, berikutnya ke perumahan lain lagi, begitu seterusnya. Sudah hampir satu bulan lamanya Radian menjadi sales mobil, sudah dijelajahinya hampir seluruh kota Balikpapan, namun belum ada satu pun yang membeli mobil. Berbagai orang telah ditemui dan berbagai jawaban telah ia dengar mulai dari jawaban yang memerahkan telinga, yang sopan sampai jawaban yang hanya memberikan harapan palsu.
“Sudah payah awak berjalan kemana-mana namun tak satu pun orang membeli mobilku. Belum beruntung jua awak ini.” Batin Radian sedih.
Esoknya, pagi hari dia sudah berjalan tanpa tujuan yang pasti, “biar kaki ini yang menentukan tujuanku hari ini.” Kata Radian. Dipilihnya jalan raya, dengan santai dia berjalan sambi menggendong tas ransel di punggungnya, setiap ada lampu traffic light dia berhenti sebentar lalu berjalan lagi. Sudah tiga traffic light dilewatinya, pada traffic light keempat Radian berhenti, lelah. Ada toko bangunan sebelum traffic light, ramai. Melihat ada sebuah bangku panjang yang disediakan untuk pelanggan toko, Radian bergegas duduk di situ, setiap ada pelanggan toko datang ia bergeser memberi tempat, begitu seterusnya. Pemilik toko, seorang keturunan, melihat Radian tapi hanya diam saja.
Setelah pelanggan toko pergi semua, barulah pemilik toko bertanya, “Anda mau apa?”
“Saya mau menawarkan mobil Ko.” Jawab Radian sambil memberikan brosur mobil.
“Saya sudah punya mobil mas, biar sudah tua tapi mesinnya masih bagus, itu mobilnya!” Kata pemilik toko sambil menunjukkan mobilnya.
“Sudah waktunya ganti Ko, masak toko ramai begini, mobilnya seperti itu.” Bujuk Radian.
Pemilik toko terdiam sejenak. “Kalau kamu memang bisa menjual mobil ini, saya akan beli mobilmu, bagaimana?” Tanya pemilik toko.
“Baik Ko, akan saya jualkan, saya pergi dulu.” Jawab Radian tanpa berpikir panjang sambil beranjak pergi. Namun setelah beberapa lama dia berjalan dia berhenti di bawah sebuah pohon besar.
“Kepada siapa saya akan menjual mobil itu?” Batin Radian bingung sambil berjalan mondar-mandir di pinggir jalan. Dicobanya mengingat orang-orang yang pernah ditemui sebelumnya. Saat sedang sibuk mengingat-ingat tanpa ia sadari kakinya melangkah ke tengah jalan, sementara sepeda motor dengan gerobak di belakangnya dengan kecepatan tinggi melaju dari arah berlawanan.
“Hai.. Awas!!” Teriak pengemudi sepeda motor itu. Radian secara reflek melompat mundur untuk menghindar dan sepeda motor itu nyaris menabraknya, pengemudi sepeda motor itu menoleh sambil mengumpat lalu melaju pergi. Radian menarik napas panjang sambil matanya memandangi sepeda motor yang melaju pergi. ‘Pengumpul besi tua’ tulisan yang ada di gerobak itu.
Hati Radian berdebar-debar melihat tulisan itu, ingatannya langsung tertuju pada seorang pengusaha besi tua, Pak Masturi.
“Kebetulan sekali, beberapa hari yang lalu Pak Masturi mencari mobil bekas seperti itu.” Kata Radian dalam hati. Bergegas Radian melangkah pergi dengan tujuan pasti, Pak Masturi sang pengusaha besi tua. Karena rumahnya tidak begitu jauh dari toko itu, setelah tiga puluh menit berjalan kaki, sampailah Radian. Setelah ketemu dengan Pak Masturi, disampaikan berita itu. Karena memang lagi perlu mobil angkutan, Pak Masturi langsung menyetujui.
Berdua mereka berjalan kaki menuju toko bangunan itu, langsung menemui pemilik toko, setelah melihat mobilnya, terjadi tawar-menawar, keduanya sepakat. Pak Masturi langsung membayar tunai, dan mobilnya langsung dibawa. Tinggal Radian dengan pemilik toko.
“bagaimana Ko?”
“Baik, saya ambil mobilmu, ini tanda jadinya.” Jawab pemilik toko sambil menyerahkan uang yang baru diterima dari Pak Masturi.
“Terima kasih, kamsiah Ko, besok saya ke sini lagi untuk kelanjutannya.” Kata Radian sambil menjabat tangan pemilik toko.
Radian meninggalkan toko itu dengan hati berbunga-bunga, hari ini dia berhasil menjual mobil, semangat yang hampir padam sekarang menyala kembali.
“Pecah sudah kebuntuanku, semoga hari esok lebih baik lagi.” Batin Radian, dengan langkah ringan dia berjalan pulang.
Cerpen Karangan: Ahmad Sulistyono
Ini merupakan cerita pendek karangan , kamu dapat mengunjungi halaman khusus penulisnya di: untuk membaca cerpen cerpen terbaru buatan penulis, jangan lupa juga untuk menandai Penulis cerpen Favoritmu di Cerpenmu.com!
Cerpen ini masuk dalam kategori: Cerpen Kehidupan

Baca Juga Cerpen Lainnya!



“Hai!, Apa Kamu Suka Bikin Cerpen Juga?”
"Kalau iya... jangan lupa buat mengirim cerpen cerpen hasil karyamu ke kita ya!, melalui halaman yang sudah kita sediakan di sini. Ribuan penulis cerpen dari seluruh Indonesia sudah ikut meramaikan cerpenmu.com loh, bagaimana dengan kamu?"

Leave a Reply






Tidak ada komentar:

Posting Komentar